Penggunaan Beton Pervious Sebagai Jalan Ramah Lingkungan

Tahukah anda bahwa ternyata ada jalan yang mampu menyerap udara? Jalan apa itu?

Jawabannya adalah jalan yang terbuat dari beton tembus pandang. Memang, beton tembus pandang adalah salah satu inovasi teknologi dalam dunia konstruksi sipil modern yang memungkinkan udara merembes di dalamnya. Teknologi beton sebelumnya sangat cocok digunakan sebagai jalan yang ramah lingkungan untuk mengatasi masalah penyerapan udara di pelayanan padat penduduk dan perkotaan sehingga dapat meminimalisir terjadinya bencana banjir. Kontruksi jalan ramah lingkungan yang dimaksut adalah jalan beban ringan dan beban sedang, peparkiran, trotoar dan taman dalam kota.


 Penggunaan beton tembus sebagai jalan ramah lingkungan ini sejalan dengan tujuan KPP Jalan dan Jembatan Ramah Lingkungan PU. Yaitu bertujuan untuk menyediakan teknologi jalan dan jembatan ramah lingkungan yang meningkatkan kehandalan infrastruktur PU untuk meningkatkan kualitas hidup, dan meningkatkan daya saing serta pertumbuhan ekonomi nasional. Selain itu, teknologi beton pervious juga sesuai dengan keluaran akhir penelitian Pusat Litbang Jalan dan Jembatan PU yang salah satunya meliputi pedoman pengelolaan lingkungan hidup (PLH) pemanfaatan limbah B3, dan pembangunan sistem drainase. Bahkan inovasi teknologi ini telah dikembangkan oleh Pusat Litbang Jalan dan Jembatan Badan Litbang PU sebagai alternatif metode rehabilitasi jalan yang lebih efektif dan efisien.

Apa?? Apa hungungannya beton tembus sebagai jalan ramah lingkungan dengan jalan rehabilitasi yang efektif dan efisien?

Untuk menjawab pertanyaan seperti itu, kita terlebih dahulu harus tahu apa itu beton sebelumnya

Benton daur ulang atau yang biasa disebut beton pervious (Pervious Concrete) adalah beton yang terbentuk dari campuran semen, daur ulang agregat, sedikit atau tanpa agregat halus, udara dan dapat ditambahkan bahan aditif untuk mempengaruhi sifat beton. Atau lebih tepatnya beton tembus merupakan beton yang dibuat dengan metode daur ulang ulang.

Beton pervious memiliki komposisi semen, agregat kasar, air dan sedikit pasir untuk penambahan kekuatan. Untuk air semen sendiri berkisar antara rasio 0.28 – 0.40 dengan kadar rongga 15 – 40 %. Jumlah air yang digunakan pada pembuatan beton ini juga perlu diperhatikan karena semakin sedikit air akan meningkatkan kekuatan beton, namun akan menyebabkan kegagalan pada permukaan.

Sebenarnya teknologi ini sudah ditemukan sekitar abad ke-17, namun baru dikembangkan pada abad ke-20. Dalam sejarahnya beton jenis ini sudah begitu populer di Eropa pada tahun 1920, namun tidak begitu populer di Amerika hingga tahun 1970an.

Teknologi benton daur ulang ini merupakan solusi alternatif dengan beberapa keuntungan seperti dapat mengembalikan kekuatan perkerasan dan mempertahankan geometrik jalan serta mengatasi ketergantungan material baru. Daur ulang yang diproses dan ditunjang dengan peralatan yang memadai akan menghasilkan bahan campuran yang nilai strukturnya dapat mengimbangi campuran yang baru. Dengan beton daur ulang ulang ini diharapkan dapat menghemat biaya anggaran rehabilitasi jalan terutama pada komponen penggunaan material batu pecah yang telah dikenakan dengan agregat beton daur ulang ulang. Beton jenis ini telah diakui keekonomisannya oleh US Environmental Protection Agency (EPA) untuk mengendalikan kadar polusi dan meminimalkan biaya.Dengan mendaur ulang ini pula diharapkan mampu mengurangi kebutuhan material alam sehingga secara langsung dapat mengurangi eksploitasi sumber daya alam di gunung dan sungai yang mengakibatkan kelestarian alam dapat terus terjaga. Efisiensi penggunaan material baru dan penghematan biaya rehabilitasi jalan inilah yang oleh Pusat Litbang Jalan dan Jembatan PU disebut sebagai jalan rehabilitasi yang efisien.

Selain disebut-sebut dapat mengefisiensi penggunaan bahan baru dan biaya rehabilitasi jalan kognitif, beton pervious juga terbukti awet dan memiliki kekuatan yang cukup untuk digunakan sebagai beban jalan sedang. Beton sebelumnya memiliki kekuatan 600 pon per inci persegi (4.100 kPa) sampai 1.500 pon per inci persegi (10.000 kPa). Kekuatan beton sebelumnya bahakan menjadi salah satu materi yang mendapatkan sertifikasi LEED (Leadership in the Energy and Environmental), sebuah rating dari USGBC (the United States Green Building Council), badan yang mengurusi masalah lingkungan di Amerika Serikat.Dalam sertifikasi LEED, beton sebelumnya memperoleh lima kategori keunggulan yaitu sebagai bahan berkelanjutan, efisiensi energi, pemilihan bahan, kualitas ramah lingkungan, dan penyimpan cadangan air bersih.

0 comments